Pakar keamanan
Teknologi Informasi (TI) Taiwan mengatakan bahwa hacker China menguji
keterampilan mereka terlebih dahulu, sebelum beralih ke target yang lebih
besar. Bahkan tanda serangan yang terlihat di Taiwan memiliki kemiripan dengan
operasi penyerangan terhadap Amerika Serikat (AS).
Hacker China diklaim memanfaatkan Taiwan dalam pertempuran global sebagai arena pelatihan untuk serangan cyber yang berkaitan dengan AS. Taiwan telah bertahan selama satu dekade dari serangan pencurian data, yang kemudian juga diarahkan ke negara yang lebih besar. "Kami sudah melihat semuanya," kata pendiri perusahaan keamanan Taiwan Lucent Sky, Jim Liu, seperti dikutip dairReuters, Sabtu (20/7/2013).
Hacker China diklaim memanfaatkan Taiwan dalam pertempuran global sebagai arena pelatihan untuk serangan cyber yang berkaitan dengan AS. Taiwan telah bertahan selama satu dekade dari serangan pencurian data, yang kemudian juga diarahkan ke negara yang lebih besar. "Kami sudah melihat semuanya," kata pendiri perusahaan keamanan Taiwan Lucent Sky, Jim Liu, seperti dikutip dairReuters, Sabtu (20/7/2013).
Lucent Sky merupakan perusahaan spesialisasi penyelesaian kerentanan software berbahaya yang bisa dimanfaatkan hacker untuk mendapatkan akses ke sistem. "Kita akan melihat tanda serangan spesifik di sini (Taiwan), dan enam bulan kemudian akan melihat tanda yang sama dalam serangan terhadap AS," jelas Liu.
Perseteruan cyber AS dan China memang telah lama berhembus. Pada Februari lalu, misalnya, perusahaan keamanan komputer AS Mandiant mengatakan bahwa unit militer rahasia China merupakan dalang dari serangkaian serangan pertasan yang telah mencuri data dari 100 perusahaan AS. Lalu pada Mei lalu, Pentagon menuding China mencoba masuk ke jaringan komputer pertahanan AS. China membantah kedua tuduhan tersebut.
Namun menurut sejumlah ahli keamanan Taiwan, metode peretasan seperti yang diuraikan dalam laporan Mandiant, memiliki jenis yang sama dengan pelanggaran keamanan yang dialami Taiwan selama beberapa tahun sebelumnya.